Beranda » WaliKota Semarang Berkomitmen Tuntaskan Stunting hingga Nol pada Akhir Tahun 2024, Bisa Jadi Role Model Tingkat Nasional

WaliKota Semarang Berkomitmen Tuntaskan Stunting hingga Nol pada Akhir Tahun 2024, Bisa Jadi Role Model Tingkat Nasional

IMG-20240323-WA0006

Kota Semarang, 23 Maret 2024 – Di bawah kepemimpinan yang teguh dari Walikota Hevearita Gunaryanti Rahayu, Pemerintah Kota Semarang menegaskan komitmennya dalam menangani masalah stunting yang mengancam generasi masa depan. Melalui serangkaian program progresif dan inovatif, Kota Semarang telah mencatat penurunan signifikan dalam angka stunting.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menetapkan target ambisius untuk mengurangi angka stunting menjadi nol pada akhir tahun 2024. “Saat ini, pada bulan Februari kemarin, jumlah kasus stunting di Kota Semarang mencapai 867. Kami bertekad keras untuk mengakhiri masalah stunting ini hingga nol pada akhir tahun 2024,” ungkapnya kepada Awak Media di Semarang pada Jumat (22/3/2024).
Data yang dirilis oleh Walikota menunjukkan penurunan drastis dalam angka kasus stunting di Kota Semarang pada bulan Februari 2024 menjadi 867. Dengan komitmen untuk mencapai target zero stunting pada akhir tahun 2024, Pemerintah Kota Semarang siap untuk terus memperkuat program-program yang terbukti berhasil.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Semarang menurunkan angka stunting dinilai bisa menjadi role model bagi penanganan stunting tingkat nasional. Executive Director Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE)-UNESCO C2C, Prof Ignas Sutapadi Balai Kota Semarang, memuji program penanganan stunting di Kota Semarang seperti pemenuhan gizi bagi ibu hamil atau calon ibu dan anak periode 1000 hari.
Prof Ignas Sutapa juga menyoroti pentingnya peran aktif masyarakat dalam percepatan penanganan stunting. Pemerintah Kota Semarang telah merancang program siaga stunting, dengan fokus khusus pada ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Endang Sarwiningsih, menambahkan bahwa Pemerintah Kota Semarang telah memasuki tahap intervensi sensitif dengan
Program fortifikasi dengan tambahan vitamin dan mineral pada bahan makanan seperti gayam beryodium, minyak yang diperkaya dengan vitamin A, dan telur berisi vitamin A, serta program pengawasan makanan yang mengandung bahan berbahaya di berbagai pasar tradisional dan modern, kantin sekolah, serta pada makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima dan pedagang keliling menjadi fokus utama.

Program ini didukung oleh kegiatan anak hebat detektif pangan dan pelatihan menu untuk penurunan stunting.

Dengan semangat yang terus berkobar dan komitmen yang kuat, Pemerintah Kota Semarang dan seluruh masyarakatnya bergerak bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah, bebas dari ancaman stunting. “Untuk Kota Semarang Stunting Akhir 2024 Ditargetkan Tuntas,” pungkas Walikota Semarang, Mba Ita

Tinggalkan Balasan