Beranda » Upaya Lestarikan Budaya Ajak Kepala Daerah Se-Kendung Sepur, Wali Kota Semarang Mba Ita Ciptakan Pandanaran Art Festival 2024

Upaya Lestarikan Budaya Ajak Kepala Daerah Se-Kendung Sepur, Wali Kota Semarang Mba Ita Ciptakan Pandanaran Art Festival 2024

img 20240728 wa0034

Upaya Lestarikan Budaya Ajak Kepala Daerah Se-Kendung Sepur, Wali Kota Semarang Mba Ita Ciptakan Pandanaran Art Festival 2024

Semarang, KanalData.Com 2024 — Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita), mengajak Bupati dan Wali Kota se-Kedungsepur untuk bersinergi dan mengintegrasikan sektor pariwisata di wilayah tersebut. Upaya ini diwujudkan melalui ajakan pada ajang Ki Ageng Pandanaran Art Festival 2024 dan Hari Kebaya Nasional pertama di Kota Lama Semarang. “Kolaborasi ini bertujuan untuk mengintegrasikan sektor pariwisata, sehingga kami mengundang kepala daerah se-Kedungsepur untuk menyatukan dan mengembangkan potensi pariwisata,” ujar Mbak Ita dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (28/7/2024). Acara yang digelar pada Sabtu (27/7) tersebut turut dihadiri oleh Bupati Kendal Dico Ganinduto dan perwakilan Bupati/Wali Kota dari Demak, Grobogan, Kabupaten Semarang, dan Salatiga. Menurut Mbak Ita, setiap daerah di Kedungsepur memiliki keunikan pariwisata tersendiri yang dapat menjadi daya tarik jika terintegrasi dengan baik. “Semarang memiliki wisata heritage, Demak terkenal dengan wisata religi, Kendal dengan wisata air, Grobogan dengan wisata sejarah seperti Mrapen dan Bledug Kuwu, serta wisata alam dan kekinian di Salatiga dan Kabupaten Semarang. Jika semua ini terintegrasi, wisatawan dapat menjelajahi berbagai destinasi tanpa terbatas pada satu daerah saja,” jelas Mbak Ita. Ki Ageng Pandanaran Art Festival 2024 juga menjadi momen untuk mengenang dan melestarikan warisan Bupati Pertama Kota Semarang, Ki Ageng Pandanaran. Haul ke-522 Ki Ageng Pandanaran yang jatuh pada Sabtu (27/7) dijadikan tonggak sejarah bagi ibu kota Jawa Tengah ini. Selain itu, peringatan Hari Kebaya Nasional pertama di Kota Lama Semarang juga menjadi bagian dari acara ini, di mana diadakan parade kebaya yang diikuti oleh 2.000 perempuan dari berbagai unsur masyarakat di Kota Semarang. Kebaya, sebagai warisan budaya tak benda, saat ini sedang diajukan ke UNESCO agar diakui secara internasional. “Kami berharap melalui parade kebaya ini, budaya memakai kebaya dapat terus dilestarikan oleh perempuan bahkan anak-anak, sehingga kebaya tetap relevan dan tidak lekang oleh waktu,” tambah Mbak Ita. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antar daerah di Kedungsepur dan mempromosikan pariwisata yang lebih terintegrasi dan menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.GEN

Tinggalkan Balasan