Andika Perkasa Dari Militer Masuk Politik
Jakarta, KanalData.Com 2023 -Nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa mulai muncul di peta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namanya santer masuk bursa calon Ketua Tim Pemenangan ataupun bakal calon wakil presiden Ganjar Pranowo.
Andika menyebut tiga capres yang ada saat ini memiliki kelebihan masing-masing. Namun demikian, Andika mengaku lebih condong ke Ganjar.
“Preference pribadi saya ke Mas Ganjar,” kata Andika dikutip Jumat (14/7/2023).
Saat ini, Andika mengaku siap ditugaskan menjadi apa saja, baik sebagai Ketua Tim Pemenangan ataupun bakal cawapres. Namun, apabila ia dipilih menjadi bakal cawapres Ganjar, Andika Perkasa menyatakan siap melakukan perbaikan ke depan.
“Saya akan menuangkan semua energi saya untuk memperbaiki. Pasti selalu ada ruang perbaikan pasti. Sekarang sudah baik, dan yang berikutnya harus lebih baik lagi,” kata Andika.
Sebagai sosok di luar politisi, Andika menyampaikan beberapa kelebihan tokoh yang berasal dari militer dan terjun ke politik. Menurutnya, seorang militer memiliki kemampuan memimpin banyak orang.
“Jelas sejak awal karier kita dilatih untuk memimpin mulai dari satuan kecil kemudian lebih besar. Bagaimana memanage people. Memanage people itu kan nggak gampang. Menyampaikan pesan A bisa diterima ke yang paling bawah,” pungkasnya.
“Saya tidak punya target tidak berani, siapa lah saya, 2024 apapun yang ditugaskan ke saya kalau ada, kalau enggak ada pun nggak apa-apa. Sekarang (penugasan) resminya belum,” kata Andika yang di lansir lewat you tube nama Andika belakangan muncul sebagai Bakal Ketua Tim Pemenangan Bakal Capres PDIP, Ganjar Pranowo. Meski demikian, Andika mengaku belum ada pembicaraan resmi terkait timses Ganjar.
“Tapi walau belum dibicarakan, saya siap, kalau ditugasin berangkat,” kata Andika.
Sata ditanya kecondongan Andika ke ketua tim pemenangan atau cawapres, Andika mengaku tidak percaya diri untuk targetkan dua hal tersebut.
“Saya tidak punya kepercayaan diri untuk inginkan a atau b, apa yang ditugaskan saya jalan dengan senang hati,” kata Andika.
Masih Dapat Produktif di Pemerintahan
Sebelumnya, Andika mengaku pernah menimba ilmu di Tractenberg School of Public Policy and Public Administration, George Washington University.
Oleh karena itu, kata Andika, meski sudah pensiun, dirinya masih muda dan sangat memungkinkan masih dapat produktif di pemerintahan. Oleh sebab itu, dia tidak ingin berhenti berpikir dan bekerja.
“Saya nggak boleh berhenti bekerja dan kebetulan saya student of public policy ya itu ilmunya eksekutif lah yang membuat policy atau kebijakan,” kata Andika.
Kumpulan relawan yang mendukung Mantan Panglima TNI, Andika Perkasa mendeklarasikan dukungannya agar ia maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo, calon presiden PDI-P dan sejumlah partai politik lainnya. Kehadiran Andika dinilai dapat memperkuat dan menyelesaikan persoalan geopolitik nasional. Namun, ada pengamat yang menilai, Andika butuh waktu untuk perkuat basis massanya yang masih kecil.
Para relawan yang tergabung dalam Barisan Rakyat Andika Perkasa Indonesia atau Bara Api menyatakan dukungannya pada mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa. Ia digadang-gadang mampu menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi calon presiden (capres) Ganjar Pranowo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P.
Andika Perkasa Bisa Selesaikan Persoalan Geopolitik Nasional
Ketua Umum Bara Api Adi Kurniawan mengatakan, situasi sekarang menuntut agar kalangan militer yang pantas menjadi cawapres Ganjar. Sebab, tokoh berlatar belakang militer dapat menuntaskan persoalan geopolitik internasional.
Selain berdasarkan rekam jejaknya, Andika dinilai sebagai sosok yang baik. “Andika Perkasa adalah sosok yang bersih, beliau tidak memiliki cacat hukum, beliau tidak pernah melakukan kasus-kasus dalam bentuk apa pun,” kata Adi di Jakarta, Selasa (11/7/2023).
“Andika Perkasa adalah sosok yang bersih, beliau tidak memiliki cacat hukum, beliau tidak pernah melakukan kasus-kasus dalam bentuk apa pun”
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Ketua Umum Barisan Rakyat Andika Perkasa Indonesia atau Bara Api, Adi Kurniawan menjawab pertanyaan awak media usai mendeklarasikan dukungan bagi mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa sebagai calon wakil presiden Ganjar Pranowo di Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Adi menambahkan, Andika merupakan tokoh militer berprestasi dan humanis. Ia berhasil mengubah wajah institusi TNI yang bersahabat bagi masyarakat. Hal itu cocok dengan Ganjar yang dinilai merakyat.
Meski demikian, Adi mengakui pernah bertemu, tetapi tak berkomunikasi dengan Andika terkait keinginan mantan panglima TNI itu menjadi cawapres Ganjar. Deklarasi ini bentuk inisiatif para relawan sebagai masyarakat.
“Saya siap ditugaskan apa saja maupun tidak ditugaskan. Saya siap membantu, saya siap melaksanakan”
Sebelumnya, Andika mengapresiasi seluruh pihak yang menilainya pantas menjadi cawapres. Namun, penunjukan seorang individu sebagai capres dan cawapres adalah kewenangan partai politik. Bahkan, ada yang menyebut Andi Perkasa bisa menjadi Ketua Tim Sukses Kemenangan Ganjar Pranowo.
“Saya siap ditugaskan apa saja maupun tidak ditugaskan. Saya siap membantu, saya siap melaksanakan,” ujar Andika di Jakarta, Rabu (4/6/2023).
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto pernah mengatakan bahwa Andika termasuk salah satu nama yang masuk radar bakal cawapres Ganjar. Walau ia turut mengapresiasi nama kandidat capres lain, yakni Anies Rasyid Baswedan dan Prabowo Subianto, tetapi ia tetap mendukung Ganjar secara personal (Kompas.id, 8/7/2023).
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor,
Kurang basis massa
Menanggapi hal ini, Peneliti di Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, mengatakan dalam beberapa tahun belakangan ini, Andika memang digadang-gadang jadi tokoh nasional. Namun, ketika selesai menjabat sebagai Panglima TNI, Firman menilai bahwa Andika terlalu profesional untuk membangun suatu basis massa karena selama ini ia dikenal sebagai sosok yang selama ini banyak mengurusi ketentaraan.
“Berbeda dengan beberapa jenderal karena masa tugasnya sedikit lebih panjang, dia sempat bersentuhan lebih lama dengan masyarakat, kemudian punya basis massa yang lebih banyak”
“Berbeda dengan beberapa jenderal karena masa tugasnya sedikit lebih panjang, dia sempat bersentuhan lebih lama dengan masyarakat, kemudian punya basis massa yang lebih banyak,” tutur Firman.
Setelah masa tugas selesai, Andika juga tak banyak terlibat dalam kegiatan masyarakat. Hal ini tentu menimbulkan konsekuensi tersendiri. Karena tak berasal dari kalangan partai politik, waktu yang tersisa dinilai tak cukup untuk menarik perhatian publik.
“Dia enggak punya basis massa yang jelas karena memang tidak sempat membangun basis massa yang betul-betul kokoh, mengakar,” kata Firman.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan keterangan kepada wartawan sesuai mengikuti Rapat Paripurna DPR di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021).
“Membangun jejaring relawan berskala nasional yang militan dan disiplin tetap membutuhkan waktu”
Selain itu, waktu yang ada tak cukup untuk membentuk basis massa guna menyongsong Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal itu membutuhkan banyak pendanaan dan logistik untuk merebut hati masyarakat.
Relawan Andika saat ini juga dinilai kalah kuat dengan jejaring relawan lainnya, seperti Relawan Pro Jokowi (Projo) dan Relawan Ganjar Pranowo (GP). Sebab, membangun jejaring relawan berskala nasional yang militan dan disiplin tetap membutuhkan waktu.
Kiprah Andika di akar rumput masih kalah bersaing dibandingkan dengan mantan panglima TNI lainnya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Firman menilai, basis massa Gatot lebih luas ketimbang Andika karena sempat bersentuhan dengan masyarakat.
Antisipasi pakta pertahanan AS-PNG
Sebelumnya, beberapa tokoh nasional juga disebut-sebut mendukung Andika berpasangan dengan Ganjar karena sosok kemiliterannya yang dinilai memiliki ketegasan, disiplin dan akan memperkuat Ganjar jika menjadi Presiden RI mendatang. Salah satunya, Guntur Soekarno, putra sulung Presiden Soekarno, dan beberapa tokoh lainnya.
Satgas Pamtas RI-PNG dari Yonif Para Raider 432/Kostrad berjaga pada pintu masuk pos lintas batas negara Skouw di Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, Senin (17/7).
“Amerika Serikat misalnya membangun kekuatan militer dan pakta pertahanan bersama dengan Papua Niugini, yang berada di sebelah Papua, rumah kita sendiri. Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah? Tantangan seperti ini mengharuskan Ganjar didampingi tokoh militer yang kuat untuk menghadapinya, bukan militer yang cuma mengurusi para aktivis menegakkan demokrasi sebelum reformasi dahulu,” ujar seorang tokoh lainnya, beberapa waktu lalu.
Ia merujuk situs Voice of America (VOA) Mei 2023 lalu yang memberitakan kerja sama AS dan PNG menandatangani pakta pertahanan kedua negara untuk atasi kebijakan politik luar negeri China. Dengan kerja sama tersebut, AS memiliki akses di PNG mencegah infiltrasi China melalui berbagai akses seperti pelabuhan dan perbatasan yang nota bene berbatasan dengan Indonesia.
Pengamat militer Anton Aliabbas : Andika Perkasa akan terjun ke dunia politik pascapensiun
Pengamat militer Anton Aliabbas berpendapat Jenderal TNI Andika Perkasa akan terjun ke dunia politik pascapensiun menjabat sebagai Panglima TNI pada akhir Desember 2022.
Posisi Andika Perkasa sebagai Panglima TNI akan digantikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.
“Ada dua kemungkinan yang akan dilakukan Andika pascapensiun,” kata Anton di Jakarta, Kamis.
Pertama, lanjut dia, Andika mungkin akan menyeriusi karir politik dengan menjadi bakal capres atau cawapres dalam Pilpres 2024.
Dalam beberapa kesempatan, kata Anton, Andika memang enggan berkomentar perihal sejumlah survei yang memasukkan namanya sebagai capres atau cawapres 2024.
Namun, kata dia, Andika memilih untuk memberi jawaban usai resmi pensiun dari TNI. Sejauh ini, Andika merupakan salah satu nama sosok berlatar militer yang mencuat selain Agus Harimurti Yudhoyono. Namanya pun sempat masuk dalam bursa capres Partai NasDem.
Kemungkinan kedua, ujar dia, adalah masuk dalam kabinet Jokowi karena peluang ini juga terbuka mengingat hubungan dan ‘chemistry’ antara Presiden Jokowi dan Andika sudah terbangun sejak 2014, ketika Andika menjabat Komandan Paspampres.
“Pemilihan Andika menjadi Panglima TNI pun juga sedikit banyak menunjukkan kepercayaan dan kenyamanan yang dirasakan Jokowi,” kata Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) itu.
Menurut dia, jika melihat dari rekam jejak hubungan keduanya, maka bisa saja Jokowi mempercayakan posisi Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dipegang Andika.
Apalagi, saat ini jabatan tersebut juga dipegang sosok mantan Panglima TNI, Moeldoko. Mengingat posisi Kepala KSP cukup sentral, maka pos tersebut tentu saja hanya akan diisi oleh sosok yang memang mendapatkan kepercayaan (trust) oleh Jokowi.
“Dan Andika mungkin telah memenuhi prasyarat itu,” ucapnya.
Posisi yang lain yang bisa saja ditawarkan ke Andika adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Jabatan ini juga dipegang oleh sosok yang dipercaya penuh Jokowi mengingat Kepala BIN adalah mata dan telinga presiden.
“Jika dilihat dari rekam jejak, kiprah Andika saat menangkap terduga teroris Umar Faruq pada 2002 lalu merupakan salah satu bentuk operasi intelijen yang dianggap berhasil. Jadi, untuk jabatan ini, Andika memang memiliki kompetensi memadai,” jelas Anton.@KanalData